Berapa menit permainan sabung ayam? – Setiap pertandingan akan mempertemukan dua ayam jantan dalam gelanggang kecil. Pertandingan berlangsung selama 6 ronde dan setiap ronde berlangsung selama 22 menit.
Dua ayam jantan berhadapan satu sama lain. Leher mereka tegak dan sayap lebar dan berkembang. Sementara ribuan penonton menahan nafas, menanti jagoan mereka melancarkan serangan pertama.
Sabung ayam, yang kini di larang di banyak negara, justru kembali menggeliat di Thailand. Pertandingan pada minggu (29/1) lalu, di bangkok, membuktikan hal itu.
Bagi para pemilik ayam jantan juara, tahun 2017 yang merupakan tahun ayam api dalam kalender china adalah momen emas.
Pemilik ayam juara, bisa menjual jagoannya dengan harga tinggi. Di hari minggu itu, sang ayam juara di banderol dengan harga 2.5 juta baht atau setara 950 juta.
Saya merasa bingung, ayam jantan ini memberi saya reputasi bagus dan saya sangat senang kata virat patcharaphangkorn, sang pemilik baru ayam juara.
Ini adalah tahun baik, tahun ayam api. Harga ayam jantan juara pasti melambung tinggi, kata said banchej changyai, 55, menyelenggara kompetisi sabung ayam.
Setiap pertandingan akan mempertemukan dua ayam jantan dalam gelanggang kecil. Pertandingan berlangsung selama 6 ronde dan setiap ronde berlangsung selama 22 menit.
Bagi narongsak sealee, 22, sabung ayam adalah jalan hidupnya. Ayam jantan saya adalah pembawa keberuntungan. Saya suka sekali sabung ayam ujarnya di kutip reuters.
Hari itu, narongsak membawa pulang uang kemenangan sebesar 500 ribu bath atau 190 juta, usai bertarung di stadion sabung ayam thedthai, di provinsi samut prakan.
Sabung ayam haram di lakukan di banyak negara karena termasuk aksi kekerasan pada hewan. Terkadang ayam jantan di paksa bertarung hingga mati.
Namun di thailand, sabung ayam hingga mati sudah tidak ada lagi di lakukan. Ayam jantan yang kabur dari gelanggang saat pertarungan, di anggap kalah.
Sabung ayam adalah permainan mengadu dua ekor ayam dalam sebuah kalangan atau arena. Biasanya ayam akan di adu hingga salah satu darinya kabur atau kalah, bahkan hingga mati. Permainan ini biasanya di ikuti oleh permainan yang berlangsung tidak jauh dari arena adu ayam.
Permainan menyabung ayam di sebut juga sebagai berlaga ayam. Permainan ini telah ada dan di mainkan sejak masa kerajaan di nusantara, di masa kerjaan kadiri chou ju kua, seorang pegawai resmi dinasti song menuliskan dalam bukunya chu fan chi, menggambarkan bahwa di kepulauan asia tenggara ada dua kerajaan yang kuat dan kaya. Sriwijaya dan jawa (kadiri). Di jawa ia menemukan bahwa orang orang menganut dua agama. Buddha dan agama brahmana (hindu). Orang jawa adalah pemberani dan pemarah, waktu luangnya di pergunakan untuk mengadu binatang, hiburan kesenanganya adalah sabung ayam dan adu babi. Mata uangnya di buat dari campuran tembaga, perak dan timah.
Pada masa singhasari panji tohjaya putra ken arok dari selir bernama ken umang. Suatu hari dia mengajak saudara tirinya yang juga merupakan raja singhasari anusapati keluar untuk mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu memenang menjadi kegemarannya. Saat anusapati asyik menyaksikan ayam bertarung, tiba tiba tohjaya menusuknya dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Anusapati pun tewas seketika. Sepeninggal anusapati. Tohjaya ganti naik takhta kerajaan singhasari, pada saat masa kesultanan demak. Di salah satu cerita rakyat, seorang pangeran bermain sabung ayam dan akhirnya bertemu dengan ayahnya yang telah membuang ibunya.
Terdapat juga kisah sawunggaling di jawa timur. Saat beranjak dewasa. Jaka berek bertanya kepada ibu mengenai sosok ayahnya. Dewin sangkrah pun menceritakan bahwa ayah jaka berek adalah seorang adipati di surabaya. Akhirnya jaka berek pergi ke surabaya membawa ayam kesayangnya. Ia bertekad menemui ayahnya. Sesampainya di sana, Jaka berek bertemu dengan dua kakak tirinya, Sawungrana dan sawungsari. Keduanya tidak percaya jikka jaka berek adalah anak jayengrono. Mereka bertiga kemudian melakukan adu ayam dan jaka berek lah yang jadi pemenangnya. Setelah adu ayam itu. Adipati jayengrono menemui jaka berek. Ia yakin bahwa jaka berek adalah anaknya. Jaka berek lah yang kemudian berhak meneruskan takhta sang ayah. Ia di beri gelar raden mas ngabehi sawunggaling kuimosostronagoro.
Sabung ayam adalah ilegal di Indonesia kecuali di pulau bali, CIliford Geertz pernah menulis esai tentang sabung ayam.
Awal april 1958, Clifford James Geertz dan istrinya, sebagai antropolog, tengah melakukan penelitian lapangan di sebuah desa terpencil di Bali. Antropolog yang sohor dengan karyanya negara the tehatre state in nineteenth century bali itu, tiba tiba di kejutkan oleh kedatangan polisi. Ya, sejumlah polisi datang di desa terpencil tersebut untuk menggerak perhelatan taruhan sabung ayam.
Sudah tentu semua orang lari tunggang langgang, termasuk Geertz dan istrinya. dari momen itu lah geertz bukan hanya jadi mudah masuk lingkungan komunitas masyrakat bali, lebih dari itu, ia, sebagai peneliti lapangan berbasis etnografi, juga menemukan pembacaan perihal makna di balik ritus sabung ayam masyarakat bali.
Kenangan tentang pengalaman menyaksikan sabung ayam di Bali itu, di adadikan oleh geertz dalam salah satu esainya yang terkenal, Deep Play : notes on The Balinese Cockfight Esai yang menjadi salahs atu artikel penting dalam bukunya. The interpretation of Culture : Selected Essaysi, menyimpulkan bahwa hanya kelihatanya saja jago jago yang bertarung di sana. Sebenarnya, yang bertarung di sana adalah manusia manusia.
Melalui artikel ini, Geertz menggunakan paradigma interpretasi simbolik, mendiskripsikan di balik sabung ayam di bali. Geertz menemukan maksna penting sabung ayam dalam masyarakat bali. Di balik sabung ayam itu, ada suatu bangunan kultur yang besar, tentang status, tentang kepahlawan, ke jantanan, dan etika sosial yang menjadi dasar pembentukan budaya bali. Sabung ayam, menurut Geertz, lebih dari sekedar taruhan ayam, juga merupakan simbol ekspresi dari status, dan lain sebagainya.
Merujuk KBBI, kata jago secara leksikan berarti ayam jantan. Namun istilah ini pun berarti dalam sebuah pemilihan juara atau kampiun. Pun dalam bahasa jawa. Jago bagi orang jawa berarti ayam. Namun kata ini juga bermakna konatatif, sebagaimana makna dalam kamus bahasa Indonesia.
Permainan ini lazim di lakukan dengan mengadu dua ayam jantan bertaji. Atau tak jarang ayam jantan itu sengaja di pasangi taji buatan, entah dari bambu atau kayu di runcingkan, atau bahkan ayam jantan itu kalah.